brentjonesonline.com, Dark Shadows Bangkitnya Vampir Nyentrik dari Peti Tua! Bayangkan sebuah dunia yang gelap, absurd, dan dibumbui humor kering dari abad ke-18. Nah, itulah yang muncul saat Dark Shadows meledak di layar. Bukan vampir biasa yang menyeramkan, tapi malah tampil dengan jas beludru dan gaya bicara seperti bangsawan. Ditambah lagi, aksinya setelah keluar dari peti tua bikin geger satu kota. Jangan buru-buru mikir ini cerita horor biasa, karena kamu bakal tertawa sekaligus bingung tiap lima menit!
Barnabas Collins, Si Vampir yang Salah Zaman
Dari awal muncul, Barnabas Collins sudah beda. Dia bukan tipe vampir yang langsung haus darah dan mengintai di balik tirai. Justru, dia lebih sibuk menyesuaikan diri dengan dunia modern. Gimana enggak? Terakhir dia lihat dunia, orang masih naik kuda. Pas bangun lagi, semua udah naik mobil dan nonton TV.
Alih-alih menyeramkan, dia malah sering bikin orang garuk-garuk kepala. Salah satunya waktu dia salah paham soal lampu jalan. Dia pikir itu semacam api abadi. Dan jangan lupakan gaya bicaranya yang terlalu formal untuk zaman pop dan disko.
Keluarga Collins: Penuh Rahasia, Tapi Kocak
Setelah bangkit, Barnabas nggak langsung nyari mangsa. Dia malah balik ke rumah lamanya yang sekarang dihuni oleh keturunan Collins modern. Tapi tenang, keluarga ini nggak kalah unik. Masing-masing punya keanehan tersendiri. Mulai dari si ibu dingin yang sok aristokrat, sampai anak remaja yang kayaknya betah ngobrol sama hantu.
Ketegangan di rumah ini kadang terasa, tapi tetap dibalut gaya Tim Burton yang khas: sureal, gelap, tapi lucu tanpa alasan jelas. Jadi, alih-alih tegang, kamu malah senyum-senyum sendiri lihat interaksi absurd antar anggota keluarga.
Wajah Lama, Dunia Baru, Masalah Makin Seru
Perubahan zaman ternyata jadi musuh terbesar Barnabas. Dari cara berpakaian sampai cara berpikir, semua bentrok. Tapi dia nggak mundur. Justru dia coba cari cara biar bisnis keluarga bisa bangkit lagi. Bukan demi uang, tapi demi gengsi Collins Family!
Sayangnya, di tengah usahanya, muncul satu sosok yang nggak kalah nyentrik: mantan kekasih yang sekarang jadi musuh bebuyutan. Iya, benar, ini vampir pun punya drama cinta berumur ratusan tahun. Dan ya ampun, kadar dramanya bisa ngalahin sinetron malam.
Cinta, Kutukan, dan Gairah yang Melekat
Di balik wajah pucat dan taring tajam, Barnabas punya luka lama yang belum sembuh. Kisah cintanya dengan wanita bernama Josette terus menghantui, bahkan sampai ratusan tahun. Setiap langkahnya di dunia baru terasa berat karena bayangan masa lalu itu.
Namun, ketika dia mulai jatuh hati pada sosok baru, muncullah konflik batin yang seru. Antara mengejar masa lalu atau menerima dunia yang sekarang. Dan di sinilah, kisah vampir jadi jauh lebih manusiawi dari yang dibayangkan.
Sentuhan Tim Burton: Gelap Tapi Nggak Bikin Ngilu
Gaya Tim Burton di film ini kerasa banget. Dari tata warna, desain rumah yang bikin merinding, sampai musik latar yang kadang bikin bulu kuduk berdiri tapi tetap elegan. Namun, dia berhasil menyisipkan humor yang nggak biasa. Misalnya saat Barnabas panik karena ketemu McDonald’s, atau pas dia mencoba ikut sesi terapi.
Momen-momen seperti itu bikin film ini nggak cuma tentang vampir, tapi juga tentang manusia yang nyasar di zaman yang salah. Dan kamu bakal sadar, film ini bukan buat nakut-nakutin, tapi buat ngajak ketawa sambil mikir, “Ini serius?”
Kesimpulan: Dark Shadows Bukan Sekadar Film Vampir
Dark Shadows memang ngangkat tema vampir, tapi jauh dari kata klise. Ini bukan tentang haus darah atau perburuan di malam gelap. Ini tentang identitas, adaptasi, dan keluarga aneh yang tetap solid meski penuh drama.
Barnabas Collins hadir sebagai tokoh unik yang nyebelin tapi menggemaskan. Dia bisa jadi simbol orang-orang yang berusaha nyatu dengan dunia yang udah berubah total. Dan Tim Burton? Dia sekali lagi berhasil ubah kisah horor jadi tontonan absurd yang menghibur.
Kalau kamu suka film yang nyeleneh tapi tetap punya isi, ini wajib masuk daftar tonton. Siap-siap tertawa di tengah suasana gelap, karena Dark Shadows nggak bakal kasih kamu pengalaman biasa!